Film Perang Rekaman Asli Operasi Trikora 1962 - Indonesian War Archive Rare Footage

 on Kamis, 16 Juni 2016  








 Operasi Trikora, juga dimaksud Pembebasan Irian Barat, yaitu perseteruan dua th. yang dilancarkan Indonesia untuk memadukan lokasi Papua sisi barat. Pada tanggal 19 Desember 1961, Presiden Indonesia Soekarno menginformasikan proses Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno juga membuat Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Pekerjaan komando ini yaitu berencana, menyiapkan, serta mengadakan operasi militer untuk memadukan Papua sisi barat dengan Indonesia


VIDEO REKAMAN 
ADA DI PALING BAWAH ARTIKEL







Saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Indonesia mengklaim semua lokasi Hindia Belanda, termasuk juga lokasi barat Pulau Papua. Akan tetapi, pihak Belanda berasumsi lokasi itu masihlah jadi satu diantara propinsi Kerajaan Belanda, . Pemerintah Belanda lalu mengawali persiapan untuk jadikan Papua negara merdeka paling lambat pada th. 1970-an. Tetapi pemerintah Indonesia menentang hal semacam ini serta Papua jadi daerah yang diperebutkan pada Indonesia serta Belanda. Hal semacam ini lalu dibicarakan dalam sebagian pertemuan serta dalam beragam komunitas internasional. Dalam Konferensi Meja Bundar th. 1949, Belanda serta Indonesia gagal meraih ketentuan tentang Papua sisi barat, tetapi sepakat kalau hal semacam ini bakal dibicarakan kembali dalam periode waktu setahun.

Pada bln. Desember 1950, PBB mengambil keputusan kalau Papua sisi barat mempunyai hak merdeka sesuai sama pasal 73e Piagam PBB. Lantaran Indonesia mengklaim Papua sisi barat sebagai daerahnya, Belanda mengundang Indonesia ke Mahkamah Internasional untuk merampungkan permasalahan ini, tetapi Indonesia menampik. Sesudah Indonesia sekian kali menyerang Papua sisi barat, Belanda mempercepat program pendidikan di Papua sisi barat untuk persiapan kemerdekaan. Akhirnya diantaranya yaitu satu akademi angkatan laut yang berdiri pada 1956 serta tentara Papua pada 1957. Sebagai lanjutan, pada 17 Agustus 1956 Indonesia membuat Propinsi Irian Barat dengan ibukota di Soasiu yang ada di Pulau Tidore, dengan gubernur pertamanya, Zainal Abidin Syah yang dilantik pada tanggal 23 September 1956.





Pada tanggal 6 Maret 1959, harian New York Times melaporkan penemuan emas oleh pemerintah Belanda di dekat laut Arafura. Pada tahun 1960, Freeport Sulphur menandatangani perjanjian dengan Perserikatan Perusahaan Borneo Timur untuk mendirikan tambang tembaga di Timika, namun tidak menyebut kandungan emas ataupun tembaga.

Soekarno membentuk Komando Mandala, dengan Mayjen Soeharto sebagai Panglima Komando. Tugas komando Mandala adalah untuk merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia. Belanda mengirimkan kapal induk Hr. Ms. Karel Doorman ke Papua bagian barat. Angkatan Laut Belanda (Koninklijke Marine) menjadi tulang punggung pertahanan di perairan Papua bagian barat, dan sampai tahun 1950, unsur-unsur pertahanan Papua Barat terdiri dari:
  • Koninklijke Marine (Angkatan Laut Kerajaan Belanda)
  • Korps Mariniers
  • Marine Luchtvaartdienst
Keadaan ini berubah sejak tahun 1958, di mana kekuatan militer Belanda terus bertambah dengan kesatuan dari Koninklijke Landmacht (Angkatan Darat Belanda) dan Marine Luchtvaartdienst. Selain itu, batalyon infantri 6 Angkatan Darat merupakan bagian dari Resimen Infantri Oranje Gelderland yang terdiri dari 3 Batalyon yang ditempatkan di Sorong, Fakfak, Merauke, Kaimana, dan Teminabuan.
Sebuah operasi rahasia dijalankan untuk menyusupkan sukarelawan ke Papua bagian barat. Walaupun Trikora telah dikeluarkan, namun misi itu dilaksanakan sendiri-sendiri dalam misi tertentu dan bukan dalam operasi bangunan.




Hampir semua kekuatan yang dilibatkan dalam Operasi Trikora sama sekali belum siap, bahkan semua kekuatan udara masih tetap di Pulau Jawa. Walaupun begitu, TNI Angkatan Darat lebih dulu melakukan penyusupan sukarelawan, dengan meminta bantuan TNI Angkatan Laut untuk mengangkut pasukannya menuju pantai Papua bagian barat, dan juga meminta bantuan TNI Angkatan Udara untuk mengirim 2 pesawat Hercules untuk mengangkut pasukan menuju target yang ditentukan oleh TNI AL.

Misi itu sangat rahasia, sehingga hanya ada beberapa petinggi di markas besar TNI AU yang mengetahui tentang misi ini. Walaupun misi ini sebenarnya tidaklah rumit, TNI AU hanya bertugas untuk mengangkut pasukan dengan pesawat Hercules, hal lainnya tidak menjadi tanggung jawab TNI AU.

Kepolisian Republik Indonesia juga menyiapkan pasukan Brigade Mobil yang tersusun dalam beberapa resimen tim pertempuran (RTP). Beberapa RTP Brimob ini digelar di kepulauan Ambon sebagai persiapan menyerbu ke Papua bagian barat. Sementara itu Resimen Pelopor (unit parakomando Brimob) yang dipimpin Inspektur Tingkat I Anton Soedjarwo disiagakan di Pulau Gorom. Satu tim Menpor kemudian berhasil menyusup ke Papua bagian barat melalui laut dengan mendarat di Fakfak.

Tim Menpor ini terus masuk jauh ke pedalaman Papua bagian barat melakukan sabotase dan penghancuran objek-objek vital milik Belanda. Pada tanggal 12 Januari 1962, pasukan berhasil didaratkan di Letfuan. Pesawat Hercules kembali ke pangkalan. Namun, pada tanggal 18 Januari 1962, pimpinan angkatan lain melapor ke Soekarno bahwa karena tidak ada perlindungan dari TNI AU, sebuah operasi menjadi gagal.


Pertempuran Laut Aru

Pertempuran Laut Aru pecah pada tanggal 15 Januari 1962, saat 3 kapal punya Indonesia yakni KRI Macan Kumbang, KRI Macan Tutul yang membawa Komodor Yos Sudarso, serta KRI Harimau yang dinaiki Kolonel Sudomo, Kolonel Mursyid, serta Kapten Tondomulyo, berpatroli pada posisi 04-49° LS serta 135-02° BT. Mendekati jam 21. 00, Kolonel Mursyid lihat sinyal di radar kalau di depan lintasan 3 kapal itu, ada 2 kapal di samping kanan serta samping kiri. Sinyal itu tak bergerak, di mana bermakna kapal itu tengah berhenti. 3 KRI meneruskan laju mereka, mendadak nada pesawat type Neptune yang tengah mendekat terdengar serta menghujani KRI itu dengan bom serta peluru yang bergantung pada parasut.

Kapal Belanda menembakan tembakan peringatan yang jatuh di dekat KRI Harimau. Kolonel Sudomo memerintahkan untuk memberi tembakan balasan, tetapi tak tentang tujuan. Pada akhirnya, Yos Sudarso memerintahkan untuk mundur, tetapi kendali KRI Macan Tutul macet, hingga kapal itu selalu membelok ke kanan. Kapal Belanda menduga itu adalah manuver berputar untuk menyerang, hingga kapal itu segera menembaki KRI Macan Tutul. Komodor Yos Sudarso gugur pada pertempuran ini sesudah menyerukan pesan terakhirnya yang populer, " Kobarkan semangat pertempuran ".

Komodor Yos Sudarso yang terbenam di Laut Aru ketika terjadinya Pertempuran Laut Aru.

Operasi Penerjunan Penerbangan Indonesia

Pasukan Indonesia di bawah pimpinan Mayjen Soeharto lakukan operasi infiltrasi hawa dengan menerjunkan penerbang menembus radar Belanda. Mereka diterjunkan di daerah pedalaman Papua sisi barat. Penerjunan itu memakai pesawat angkut Indonesia, tetapi, operasi ini cuma memercayakan aspek pendadakan, hingga operasi ini dikerjakan saat malam hari. Penerjunan itu awal mulanya dikerjakan dengan memakai pesawat angkut enteng C-47 Dakota yang kemampuan 18 penerjun, tetapi lantaran terbatasnya kemampuannya, penerjunan itu bisa dicegat oleh pesawat pemburu Neptune Belanda.

Pada tanggal 19 Mei 1962, sekitaran 81 penerjun payung terbang dari Bandar Hawa Pattimura, Ambon, dengan menaiki pesawat Hercules menuju daerah sekitaran Kota Teminabuan untuk lakukan penerjunan. Waktu persiapan keberangkatan, komandan pasukan mengemukakan kalau mereka bakal diterjunkan di satu perkebunan teh, diluar itu juga di sampaikan sandi-sandi panggilan, kode inginal rekan, serta tempat titik kumpul, lantas mengadakan kontrol kelengkapan perlengkapan anggotanya sebelumnya masuk ke pesawat Hercules. Pada jam 03. 30 WIT, pesawat Hercules yang dikemudikan Mayor Hawa T. Z. Abidin terbang menuju daerah Teminabuan.

Kurun waktu tak kian lebih 1 menit, sistem pendaratan 81 penerjun payung usai serta pesawat Hercules selekasnya meninggalkan daerah Teminabuan. Ke empat mesin Allison T56A-15 C-130B Hercules terbang menanjak untuk meraih ketinggian yang tidak bisa diraih oleh pesawat Neptune punya Belanda. TNI Angkatan Laut lalu menyiapkan Operasi Jayawijaya yang disebut operasi amfibi paling besar dalam histori operasi militer Indonesia. Kian lebih 100 kapal perang serta 16. 000 prajurit disediakan dalam operasi itu.

Akhir Dari Perseteruan


Lantaran kecemasan kalau pihak komunis bakal mengambil keuntungan dalam konfik ini, Amerika Serikat menekan Belanda untuk berunding dengan Indonesia. Lantaran usaha ini, tercapailah kesepakatan New York pada tanggal 15 Agustus 1962. Pemerintah Australia yang awalannya mensupport kemerdekaan Papua juga merubah keputusannya serta mensupport penggabungan dengan Indonesia atas tekanan AS.
Film Perang Rekaman Asli Operasi Trikora 1962 - Indonesian War Archive Rare Footage 4.5 5 Unknown Kamis, 16 Juni 2016  Operasi Trikora, juga dimaksud Pembebasan Irian Barat, yaitu perseteruan dua th. yang dilancarkan Indonesia untuk memadukan lokasi...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Me

;

Visitor

Flag Counter